PENJELAJAHAN (MESUEM) MANDIRI
artikel - PENJELAJAHAN
(MESUEM) MANDIRI
( SABTU, 19/MARET/2016
),- Kabar tentang adanya acara donor darah pada sabtu minggu ini disalah satu
jejeran museum Kota Tua membuat saya yang tadinya berencana untuk pergi tamasya
berganti menjadi ikut donor darah dan acara tes try out SBMPTN dadakan dari
Universitas Pertamina.
Hampir pukul 11 siang
saya keluar dari rumah. Motor saya titipkan di parkiran stasiun yang belum lama
sangat hits ini. Stasiun Palmerah katanya.
Baru sampai parkiran
terdengar announcent bahwa kereta akan segera berangkat, saya langsung berlari
dan untung saja sampai tepat beberapa detik sebelum pintu ditutup. Sistem
tempel kartu modern ini sangat membantu ketimbang saya harus ke loket dan
manual seperti dahulu.
Dikereta sangat sesak,
apalagi kereta menuju stasiun Manggarai. Benar kata dalam majalah National
Geographic tentang pembahasan Transportasi Jakarta ‘Hanya orang-orang bermental
tinggi dan berpengalaman yang sanggup naik angkutan kereta’ saya tersenyum
mengingat kutipan itu karna faktanya memang benar. Tiga kali saya mengajak
sepupu sepantar saya yang sedang liburan di Jakarta untuk keliling Jakarta
menggunakan angkutan umum. Pertama trip, kami berhasil karna saat itu kereta
sangat sepi. Trip kedua dia mulai tak tahan dengan bau yang bertebaran karna
padat, ia membawa saya turun dan kami memutuskan menelvon salah satu sepupu
kami yang lain untuk menjemput kami dan pergi bersama yang berakhir hanya
bermain di salah satu mal Jakarta. Trip ketiga kami hampir sukses, namun di
jalan pulang karna lelah di tambah harus menunggu kereta transit yang sangat
lama seakan waktu kami hanya untuk menunggu dan tak ada aktifitas lain akhirnya
kami memutuskan melanjutkan perjalanan dengan angkutan lain.
Hampir pukul 12 siang
akhirnya saya sampai di stasiun Kota. Saya mencoba mengetes orang sekitar
dengan bertanya “mas/mba, mau tanya. Museum Mandiri itu yang dimana ya?” dan
rata-rata dari mereka tidak ada yang tau. bahkan petugasnya menunjukan lokasi
yang tidak pasti.
Saya menelvon teman saya
yang menjadi panitia donor darah itu saat berada tepat didepan museum. Ketika
saya memasuki museum ini, saya teringat salah satu film komedi modern ‘Comic 8’
yang diperankan para komedian baru dan muda seperti Kemal dan Ari kribo.
Tiket tempat ini sangat
murah, pelajar / mahasiswa dikenakan Rp.2000 dan untuk umum hanya Rp.5000.
sudah termasuk turis asing.
Saya segera mengeluarkan
DSLR saya untuk melatih kemampuan saya tentunya.
Saya membaca beberapa
alat yang ada disana dan tidak lupa meng-improve english saya saat membaca
beberapa penjelasan berbahasa Indonesia yang sama sekali tak ada translete
bahasa asingnya. Ternyata english saya masih payah. Sedihnya.
Terdapat beberapa mesin ketik
dan ATM disana, sangat banyak sampai ada yang di gantung-gantung untuk menambah
design. Nilai plus untuk berfoto
Saya menuju keruang
selanjutnya. Mentok. Itu yang ada dipikiran saya. Ketika ingin memutar balik
ada sebuah pintu tertutup gelap dan dengan iseng saya membuka pintu itu yang
ternyata tidak terkunci.
Terdapat tangga bawah
tanah dan sedikit tampak angker bagi saya. Pikiran saya langsung ngawur ke
hal-hal tidak rasional. Beberapa menit bimbang karna tak ada pula orang yang
kesini. Okay, masuk. Seperti biasa, rasa penasaran saya lebih besar daripada
rasa takut dan ketidak rasionalan otak saya.
Masih sepi.
Saya terus menelusuri
anak tangga hingga bertemu beberapa kumpulan brankas.
cerita selanjutnya? coba kalian main kesana ya :) rasakan sensasi eksplorenya ! ;)
Komentar
Posting Komentar