Kisah untuk Hidup

Februari 2021, beberapa bulan lagi usia ku akan menjadi 23 tahun. Usia yang cukup untuk? Untuk tidak meminta uang jajan orang tua? Tentu saja sudah kulakukan. Untuk belajar mengelola keuangan? I deal with it. Untuk lulus dari program sarjana? Doakan Maret tahun ini aku akan sidang skripsi dengan judul penelitian yang memang ku suka, aku senang bisa menyeleseikan apa yang aku suka.

Sayangnya didunia ini hidup tidak hanya tentang menjalankan apa yang kita suka. Sejak kecil aku suka sekali menonton film disney, putri salju dan teman-teman princess nya yang menemukan pangeran. Film-film tersebut mengajarkanku hal baik, contohnya menuruti dan berbakti kepada orang tua. Hal-hal baik yang ada di film tersebut ku buat menjadi role model dalam tingkah laku ku. Manut dan menerima apapun hasil usaha maksimal kita  juga apapun yang terjadi. 



Beberapa malam lalu seorang rekan senior bertanya, ‘sebenarnya kita itu biar untung harus ngikutin mau orang tua atau engga sih? Temen gue ngikutin mau orang tua, jadi buntung. Gue ga ngikutin mau orang tua, sekarang jadi nya susah’.

Usia ini membuatku sadar ada yang terlewat sebuah nilai dalam cerita cerita indah disney kesukaanku kala kecil dulu. Aku terlewat bahwa bahkan tuan putri tokoh utama kerajaan-kerajaan pun harus mengalami kisah tragis dahulu sebelum bertemu bahagia nya. Sebelum bertemu pangerannya. Putri salju harus terkena racun apel dahulu, Elsa harus kehilangan orang tua nya di usia remaja dan tumbuh dengan menghabiskan waktu mengurung diri dengan segala rasa bersalah dikamar sendirian, Cinderella yang harus tinggal dengan ibu serta saudara-saudara tirinya yang kejam, Belle harus menerima tinggal dengan monster sebelum monster itu berubah menjadi pangeran, bahkan kisah Ariel si putri duyung yang menyelamatkan pangeran. Ariel jatuh hati kepada pangeran sampai mengejar pangeran tersebut ke darat, Ariel menukar hal berharga dalam dirinya untuk sepasang kaki. Kenyataannya saat Ariel memperjuangkan hati nya, pangeran menikah dengan putri dari kerajaan lain. Ariel ingin kembali menjadi putri duyung ke laut lagi, namun syaratnya Ariel harus membunuh sang pangeran yang telah ditolongnya dahulu yang membuatnya jatuh hati. Sayangnya, Ariel lebih menyayangi sang pangeran daripada dirinya sendiri. Ariel memilih membunuh dirinya sendiri.

Aku punya seorang teman. Sejak kecil orang tua nya divorce, yang mana sang ibu akhirnya harus berkerja dan dia harus tinggal bersama om dan tantenya, hampir mirip kisah Cinderella tapi tidak sedramatis itu. Karena kisahnya yang tidak enak, ia belajar bahwa ia harus bisa berdiri di kaki nya sendiri. ia harus keluar dari rumah itu. Kuliah sambil berkerja serta melihat berbagai hal lebih realistis. Hampir 5 tahun berteman, aku baru mengetahui kisah tidak enaknya saat wisudanya. Aku memuji bisa-bisanya dia perempuan yang super sibuk tapi masih bisa lulus dengan predikat Cumlaude.

Tak ada kisah yang sempurna bahagia seumur hidupnya. Bukan tentang mengikuti mau orang tua atau percaya terhadap apa yang diri kita inginkan saat itu. Tapi memang semua dari kita harus mengalami kisah menyedihkan dan tragis terlebih dahulu.

Agar kita belajar. Belajar menghargai apa yang ada saat ini. Belajar menikmati dan bersyukur.  Belajar melewati masalah. Lalu harus tau bagaimana untuk bangkit lagi.


--

oiyah, jawabanku atas pertanyaan seniorku adalah diam

diam, aku tidak menanggapi

diam juga sebuah jawaban

jawaban ragu antara iya atau tidak

yang ku tahu, semua orang akan menemukan kisah ngilu tersendiri yang harus dihadapinya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Trip & Tricks going to Curug Country / Kantri Jonggol

WHATS NEXT?? AMATIR GIRL DO REAL BACKPACKER to CURUG ALAMI !!!

3 Cara Masuk ke Gedung DPR/MPR RI